Jumat, 04 Mei 2012

HIDUP APA ADANYA

Saya bersyukur mempunyai teman yang bisa berbagi pengalaman hidup. Sebagai seorang yang hampir separoh abad menjalani kehidupan, belajar dari kehidupan, saya sering lontarkan pertanyaan mengenai berbagai persoalan hidup, baik tentang keadaan di tanah air maupun perilaku para pengelola negara, baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif, bahkan polisi yang menjadi pengayom masyarakat.
Sebagai orang kecil, kadang-kadang kita tidak dapat menerima perilaku sebagian pejabat pengelola negara yang menyalahgunakan jabatan, wewenang, bahkan korupsi dan penyimpangan lainnya. Begitu juga dengan praktek-praktek yang dilakukan oleh para elit yang duduk di anggota Dewan Perwakilan Rakyat terhormat. Tak ketinggalan ketika merebak berita rekening gendut para pengayom masyarakat. Tentu saja berita-berita tersebut membuat orang muda dan idealis, marah, emosi, dan berbagai macam rasa bercampur aduk ingin rasanya membuat sesuatu yang dapat meluapkan emosi tersebut tersalurkan, dan lain sebagainya.
Tapi oleh kawan yang lebih senior, lebih banyak pengalaman hidup, selalu diingatkan bahwa kita juga sebenarnya termasuk dari bagian sistemik tersebut. Saya sempat terbelalak ……Hahhhh. “Iyalah”, begitu katanya. “Cuma dalam kapasitas yang berbeda. Coba lihat, apa yang kita lakukan, perbuat, bisa jadi tidak kalah dengan mereka, cuma dalam konteks yang berbeda”. Oleh karena itu, pesannya, ‘jalanilah hidup apa adanya. Nikmati kehidupan dengan tanpa harus ‘ngragas’ kata orang Jawa, yang artinya, terabas sono terabas ini, tidak lihat apakah halal atau bukan, hak orang lain atau bukan, korupsi atau bukan, mencuri merampok atau bukan, dsb. Ketika kita sudah menikmati hidup apa adanya, bahwa Tuhan juga sudah menjatahkan rezeki, harta, kekayaan, bahkan nyawa, toh kita hanya melaksanakan dan menjalankan ’jatah’ itu semua, tanpa harus mengorbankan milik dan hak orang lain, toh ketika kita sudah “kejengkang madep ngalor” (mati, maksudnya) semua itu kita tidak bawa. Yang dibawa cuma selembar kain kafan putih yang murah lagi, dan amal ibadah serta kebaikan. Harta yang selama ini “anggus-anggusan’ didapat, pun  ditinggalkan begitu saja. Capek sendiri kan?? Lebih nikmati hidup ini ada adanya, syukuri semua itu, toh Tuhan sudah menjatahkannya kepada kita seperti itu….Oh…adem rasanya.
Marilah menikmati hidup apa adanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar